Tingkat pendidikan di Malaysia dimulai dari tingkat Sekolah Dasar, kalau di Malaysia namanya Sekolah Kebangsaan yang dimulai dari Kelas 1–6. SK diperuntukan untuk etnis bumiputera dan ada sekolah berdasarkan etnis yaitu Sekolah Jenis Kebangsaan (Cina) dan (Tamil). Materi pelajaran sama yang membedakan cuma bahasanya saja. Jadi penggolongan sekolah ini didasari oleh bahasa pengantar dalam sekolah. Faktanya, banyak orang melayu yang pernah mengenyam bangku pendidikan di SJKC (Sekolah Jenis Kebangsaan Cina) dikarenakan disiplin yang tinggi.
Setelah itu, mereka melanjutkan ke Sekolah menegah (SMP+SMA) namanya Sekolah Menegah Kebangsaan (SMK) dari Kelas 7–11. Pas kelas 11, mereka menjalankan semacam ujian nasional mereka yang namanya Siji Pelajaran Malaysia (SPM) dan di Inggris juga namanya IGCSE. Dan pada kelas 11 juga mereka lulus dari Sekolah Menegah.
Eitts tunggu dulu! Lulus SPM bukan berarti langsung bisa masuk universitas atau tes. Mereka harus menjalankan satu tahun persiapan buat STPM (SBMPTN Malaysia) dan sama lagi di Inggris yaitu A-level. Persiapan STPM dan A-level dijalankan selama setahun dan selama masa persiapan, sekolah memberikan kelonggaran bagi siswa persiapan STPM.
Sayangnya, Tidak semua sekolah menengah Malaysia menawarkan program kelas 12 buat persiapan STPM. STPM terkenal akan kesulitanya dan persaingan yang sengit. Oleh karenanya, untuk masuk PTN, mereka banyak yang mengikuti program Matrikulasi dan Foundation. Namun peluang STPM terbuka untuk semua orang Malaysia tidak memandang suku, agama, dan ras.
Matrikulasi adalah program persiapan untuk masuk PTN dan PTS selama 2 tahun. Kebanyakan yang masuk adalah kaum-kaum bumiputera (Melayu, Orang Asli, Dayak, dll) karena 90% kuota PTN dari Matrikulasi diperuntukan untuk mereka dan sisanya buat minoritas (Chinese, India).
Nah foundation itu literally same dengan matrikulasi. Biasanya universitas swasta yang menawarkan. Universitas saya menawarkan program foundation selama dua-tiga semester (satu tahun). Satu tahun belajar materi SMA bedanya cuma diperdalam. Kalau di Indonesia seperti TPB ITB. Masalahnya kadang-kadang tidak semua universitas menerima lulusan program foundation.