Indonesia Masih Kekurangan Tenaga Kerja Terampil yang Dibutuhkan Industri – Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan Indonesia masih kekurangan tenaga kerja terampil dan berkualitas karena masih ada mismatch atau kesenjangan antara latar belakang pendidikan dan tuntutan dunia usaha.
Indonesia Masih Kekurangan Tenaga Kerja Terampil yang Dibutuhkan Industri
“Kebutuhan tenaga terampil di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi negara,” kata Hanif di Jakarta, Jumat. Menurutnya, salah satu penyebab minimnya tenaga terampil adalah karena tingkat latar belakang pendidikan yang dibutuhkan dunia usaha hanya 37&, menunjukkan bahwa ‘link and match’ antara dunia pendidikan dan dunia usaha masih jauh. untuk mencapai.
“The improvement of the quality of human resources is a must to win the global competition. It is time not to rely on abundant human resources. We have to start thinking that the one that will determine the future is the quality of human resources,” Hanif said.
Tren Utama yang Teramati di Sektor Jasa Keuangan:
Bisnis di Indonesia berupaya lebih keras untuk mempekerjakan personel TI karena meningkatnya investasi dalam solusi teknologi seperti analitik data besar dan pemeriksaan kepatuhan otomatis. Menurut sebuah studi pasar kerja di industri, pertumbuhan teknologi keuangan, atau “fintech,” telah meningkatkan kebutuhan akan “spesialis tekfin” di perusahaan jasa keuangan. Pengusaha dalam peran non-digital juga diharapkan memiliki kemampuan digital tingkat awal minimum yang memungkinkan mereka menggunakan teknologi baru ini secara efisien.
Pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan kerja merupakan bidang yang sangat penting bagi Indonesia dan Timor-Leste. Banyak negara, termasuk Indonesia dan Timor-Leste, merasa semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan keterampilan tenaga kerja mereka di tengah meningkatnya globalisasi, teknologi baru, dan perubahan pola kerja. Seperti banyak negara lain, baik Indonesia maupun Timor-Leste juga mengalami kekurangan tenaga kerja terampil yang parah akibat migrasi keluar pekerja terampil, tenaga kerja yang menua, atau sekadar kurangnya kapasitas untuk memberikan pelatihan.
Artikel TerkaitNasib Tak Jelas Guru Honorer Indonesia
Program pelatihan yang tersedia seringkali sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Pelatihan yang tersedia tidak selalu tersedia secara merata untuk semua sektor masyarakat. Ada banyak tantangan pada masalah keterampilan sampai saat ini. Banyak di antaranya termasuk sistem pengembangan keterampilan nasional, hubungan antara pemberi kerja dan organisasi pelatihan, ketidaksesuaian keterampilan, pelatihan dan penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda, dan akses ke pengembangan keterampilan dan pekerjaan penyandang disabilitas, dll.